Diantara makalah ada Pyongyang
RALAT SEGERA. Itulah 2 kata yang menohok gue beserta temen sekelompok gue yaitu Rifda Jilan Syahidah dan Mahaztra Ravenska waktu baru aja mendapat balasan dari dosen kami. Entah ada apa dengan tugas makalah gue sehingga dosen gue nyuruh ralat lagi. Bener-bener bikin puyeng ditambah bentar lagi mau UAS.
Tapi emang dasarnya sikap kita bertiga kelewat selow. Udah mepet kaya gitu, masih sempet-sempetnya menjadi "detektif online" atas perkara di Pyongyang, Korea Selatan. Semua ini berawal dari pertanyaan rifda, "Lo tau gak sih pyongyang mulai jam 9 malem semua lampu dimatiiin?" dan Mahaz pun menanggapi dan mulailah semua perkara ini.
Pyongyang di malam hari. |
Akhirnya om google pun disuruh buat mencari pyongyang at night dan tadaaaa ketemulah ini! Yak bisa dilihat dibagian bawah yang terang benderang itu adalah Korea Selatan dimana banyak artis bertaburan disitu yang salah satunya adalah pacar gue a.k.a KIM BUM :*
:***** |
Sedangkan yang diatas negara yang sangat gelap gulita itu yang cuma satu titik yang menyala itu adalah Korea Utara. Beda jauh bener meeeen o_0 Udah kaya negara mati aja itu..
Tahun 2004, gue diminta @tehniadinata @bundashamara
wakili film Arisan! yg diundang ke Pyongyang Int'l Film Festival. Agak
aneh emang, Korea Utara, negara yg sgt reklusif punya festival film.
Diselenggarakan tahunan sejak 1990. Gue ke Pyongyang bareng @erwinarnada yg produserin film '30 Hari Mencari Cinta' bikinan @upirocks
yg juga diundang ke sana. Pas mendarat di bandara Pyongyang, pas pintu
pesawat dibuka, langsung masuk beberapa laki2 kurus pakaian kayak jas
lab, tapi jas lab yg kumel. "Paper! Paper!" Mereka meriksa paspor.
Serasa mau diperiksa Dr. Giggles. Apalagi di pesawatnya, pembatas antar
segmen di kabin pake gorden lusuh bunga-bunga mirip punya ibu gue dulu
di kampung.
Di bandara,
imigrasinya mirip puskesmas balai desa, petugas imigrasinya gak
keliatan krn dibalik gorden juga. Masuk Pyongyang, pada saat itu, nggak
bole bawa henpon. Jadi henponnya dititipin di bandara. Trus, gue sama @erwinarnada
dijemput panitia ke hotel. Sepanjang jalan, banyak bangunan 1/2 jadi yg
berhenti dibangun. Kalo bosen ama macet, ke Pyongyang aja. Mobil per
menit bisa dihitung pake jari. Orang2 jalan dari rumah ke tempat kerja.
Di jalanan, semua orang pake pin dibaju. Bergambar Kim Jong-Il. Kurus2,
gak ada yg chubby. Yg suka chubby2 jgn ke sana.
Ngeliat
Pyongyang, kayak liat Jakarta di film Indonesia tahun 70-an.
Bangunannya, feel-nya. Sampe di hotel, feel-nya masih jadul abis. Di
kamar hotel ada tipi 14 inci yg masih pake salon kayak tipi keluarga gue
pertama. Siaran tipi mulai jam 6 sore, ibu2 gendut nyanyi seriosa.
Terus dipenuhi berita Kim Jong-Il jenguk rakyat. Jam 9pm abis. Gue dan @erwinarnada
laper. Makan di restoran hotel, cuman ada ikan kecil kukus dan kimchi
sejumput. Rasanya? Ya ampyun. Kita minta 'fried rice', mereka ngertinya
'flied lice'. Pas dateng, nasi goreng sepiring kecil buat alas cangkir.
Dingin. Harganya? Mereka main tembak. Gak mau terima dolar Amerika atau
duit lokal. 20 Euro per piring! @erwinarnada yg bayar. Haha.
Waktu gue
ke sana, nggak ada telpon. Radio dan TV ya cuman satu channel itu. Jadi
mereka bener2 buta sama dunia luar. Rakyatnya merasa manusia paling
beruntung di dunia, di bawah 'lindungan' Kim Jong-Il. Bokapnya, udah
kayak tuhan di sini. Makanya, it's true bahwa 'information sets you
free'. Jadi mentri informasi seharusnya mentri yg sets you free.
Kyaaaa..
Malemnya,
kita dibawa sama orang dari perwakilan Indonesia di Pyongyang. Cari
makan yg bener. Sebagian besar kedutaan besar negara2 untuk Korut ada di
Beijing, bukan di Pyongyang. Di Pyongyang cuman perwakilan aja. Si
Bapak orang Indonesia ini bawa kita naek mobil. Lampu jalanan, nggak ada
yg hidup. Jam 9 malem, semua listrik dimatiin. Katanya, makanya pas
musim dingin banyak yg meninggal. Sebagian besar rakyat kerja di pabrik,
atau jadi petani. Mereka jam 11 malem juga masih jalan kaki pulang,
termasuk perempuan. Gue: 'Aduh, perempuan gelap2 jalan gak takut
diperkosa, Pak?' Bapak Indonesia: 'Mana ada energi, mas, buat merkosa.'
Si Bapak
perwakilan Indonesia terus matiin lampu mobil. Nunjukin bahwa it's pitch
black. Kalo malem, yg disinari lampu cuman patung Kim Il Sung dan
patung Kim Jong Il. Di restoran, lampu mati. Kirain tutup. Pas kami
masuk baru lampu dinyalain. Terus saya dan @erwinarnada
dibawa ke sebuah kompleks, tempat keluarga perwakilan negara2 tinggal.
Baru kerasa ada kehidupan dikit. Mereka punya satu rumah yg diisi meja
bilyar dan DVD player. Biar nggak gila, kata mereka.
Besoknya,
Arisan! dan 30 Hari Mencari Cinta diputer. Reaksi penonton Pyongyang
bikin kami mangap. Mereka kan taunya Jakarta sister city-nya Pyongyang.
Pas liat di layar ada kafe2, mereka semua "Waaaa..." Kasian. Pengen
meluk.
Di festival
itu, kebanyakan muter film Korut. Temanya sama semua. Kalo gak
kepahlawanan Kim Jong Il, ya ttg bapaknya. Terus, di festival itu juga
acara games. Apa aja games-nya? Hahahaha... Games-nya: lomba lari sambil
mukul-mukul balon supaya balonnya gak jatoh. Mereka teriak2 lompat
senang. Gue melongo.
Di Korea
Utara, dari kecil di sekolahan, anak2 disuruh 'ayo minta pensil sama
Tuhan'. Tentu aja gak ada yg kasih... Trus disuruh bilang 'Our leader
Kim Jong Il, minta pensil' trus gurunya kasih pensil. 'Nah, baikan Kim
Jong Il ketimbang tuhan kan?' Abis itu, kami diajak ke International
Friendship Museum, tempat semua suvenir pemberian pemimpin2 dunia
dikumpulin. Di gedung raksasa itu, dari mulai bola golf sampai pesawat
(!), ada disimpen on display. Trus kami juga ke patung Kim Il Sung.
Banyak pasangan baru nikah minta restu. Gak ada gereja, mesjid,
penghulu. Ke patung ajah :) Trus gimana dengan clubs, mall, atau tempat
dugem lainnya? Ada nggak ya? Pengen tau? Hahahaha...
Balik ke
hotel, gue bilang sama chaperone gue, kalo gue perlu ke toko beli
suvenir dan odol. Chaperone gue si mahasiswi yg bangga banget sama Kim
Jong il trus pulang dulu. Mandi dan ganti baju katanya.. Pas balik
ketemu gue lagi, bajunya udah bagus, pake sepatu putih. 'Kok rapi amat?'
gue tanya. 'We're going to shop, right?' Karena dia rapi bgt, gue kira
kita bakal ke tempat yg mewah gimana gitu... ternyata... Salah satu toko
yg paling bagus di Pyongyang itu mirip toko di Mayestik. Suvenir? Cuman
boneka2 yg lebih nyeremin ketimbang lucu.
Empat hari
di Pyongyang, serasa masuk ke time machine, mundur 30 tahun. Negara
komunis virgin terakhir. Jadi mikir, keberuntungan orang cuman masalah
geografi. Elo lahir di mana. Is life fair? Of course not. Tapi kalo elo
ngerasa life is not fair to you, think about people in North Korea.
Pulangnya,
gue ngasih novel bahasa Inggris bekas ke mahasiswi chaperone gue. Dia
ngerasa dikasih mobil senengnya. Dan gue nggak akan pernah lupa
kunjungan gue ke Pyongyang. It makes me want to appreciate my life more.
And remember, information will set you free. Sekian dan terima kasih
udah mantengin timeline gue. :)
Laluuu... rasa penasaran itu ternyata terbawa ke ubun-ubunnya ripda. Lagi serius-seriusnya kuliah, dia ternyata malah sempet-sempetnya googling tentang Pyongyang. hadeeeh.. ini dia salah satu artikel yang dia kirim ke gue.
5 Fakta Terunik Seputar Pemimpin Korea Utara (Kim Jong-Il)
Pekan ini, publik dunia
digegerkan oleh berita kematian Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim
Jong-Il. Ia meninggal akibat serangan jantung. Hari ini, Rabu (28/12),
jasadnya dimakamkan.
Semasa hidupnya, banyak
mitos, misteri dan keunikan yang mengitari sosok dan kehidupan Kim
Jong-Il. Bahkan, konon ia bahkan pernah mengklaim bahwa dirinya bisa
mengendalikan cuaca. Berikut ini, merujuk pada laporan International
Business Times, Redaksi Mizan.com memilih “5 Fakta Terunik Seputar Kim Jong-Il” versi Mizan.com.
Takut Terbang. Mewarisi
sifat ayahnya (Kim Il-Sung), ternyata Kim Jong-Il takut terbang.
Karenanya, setiap bepergian, Kim selalu menggunakan kereta api lapis
baja. Bahkan, Kim dilaporkan meninggal dalam perjalanan kereta api ke
wilayah utara Pyongyang.
Pecinta Film Luar Negeri. Walau dikenal sangat
anti barang impor, namun tampaknya itu tak berlaku saat dihadapkan pada
film. Ternyata Kim Jong-Il sangat menyukai film luar negeri. Konon, ia
memiliki koleksi sekitar 20.000 kaset film dan DVD yang sebagian besar
dibintangi oleh aktris Elizabeth Taylor. Salah satu koleksi yang paling
disukai Kim adalah “Friday The 13th”, “Rambo”, “Godzilla” dan
beberapa film dari Hongkong. Bahkan, Kim tercatat pernah memerintahkan
anak buahnya untuk menculik sutradara film Korea Selatan (Korsel) Shin
Sang dan aktris Choi Eun-Hee pada tahun 1978 agar dapat membangun
industri film Korut.
Penyuka Keledai Panggang. Lagi,lagi, meski Kim
Jong-Il dikenal sangat menolak makanan dan minuman impor, namun koki Kim
yang bernama Kenji Fujimoto (warga Jepang) melaporkan bahwa dirinya
dikirim ke negara-negara luar negeri untuk mencari makanan lezat untuk
Kim. Dan, pada akhirnya Kim ternyata memilih makanan dan minuman
kesukaannya berupa keledai panggang dan lobster rebus dan minuman anggur
dari Prancis. Dilaporkan bahwa Kim bahkan hingga menghabiskan US$
700.000 untuk minuman cognac hennessy setiap tahunnya.
Berkeinginan Memiliki Ternak Kelinci Raksasa. Pada tahun 2007, salah
satu media Jerman melaporkan bahwa Kim berharap mampu memecahkan
kelaparan dengan membuat peternakan kelinci raksasa. Ia pun serius
dengan idenya itu. Bahkan, konon seorang petani di Jerman Timur yang
mengembangbiakan kelinci seukuran anjing mengaku diminta pemerintah
Korea Utara untuk membuat peternakan kelinci raksasa sebagai bagian
penambahan stok makanan. Bahkan, untuk kepentingan proyek, peternakan
itu sempat mengirimkan 12 kelinci raksasa ke Korea Utara. Namun, konon
kelinci itu kemudian di hidangan di jamuan perayaan ulang tahun Kim.
Handal Memakai Internet. Meskipun ia melarang
rakyat Korut untuk menggunakan ponsel dan internet, namun ternyata Kim
sendiri sangat mahir menggunakan internet. Konon, fakta ini berdasarkan
klaim dari Kim sendiri.
Dikutip dari : http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=news_det&id=270
Jadi rada esmosi, menurut pendapat gue, Kim Jong-II itu ibaratnya Fir'aunnya Pyongyang. Jadi bersyukur banget bisa idup di Jakarta. Memang sih Jakarta itu kejam kata orang dewasa. Tapi setelah gue mengetahui fakta di Pyongyang, sepertinya ada yang lebih afgan (sadis) dari Jakarta.
Mana kebayang gue, hidup tanpa internet, tanpa handphone, televisi cuma ada dari jam 6 sore sampai jam 9 malem dan ituuu cuma liatin ibu-ibu seriosa abis itu mantengin Kim Jong-II. Mending gue liatin kim-kim yang lain deh. Parahnya lagi, abis itu udah deh jam 9 malem listrik mati. Yak tamat gila gue kalo idup disana. Ajaibnya kenapa ya orang-orang disana gak ada yang berontak? Semuanya justru ngerasa bahagia di bawah lindungan sang pemimpin. Yah seperti yang dibilang om Joko Anwar, "information will set you free". Yang mereka tau, di luar sana itu lebih buruk dari Pyongyang. Padahal mah yaaa...
Sekian dulu ya informasi hari ini.. Nanti kalo ada yang menarik lagi gue usahain bakal transfer informasi lagi. Daaaaaah :D
Komentar
Posting Komentar